The Legend of Sun Knight V1C1: “Tersenyumlah Setiap Saat”

Legenda Kesatria Surya Volume 1: Sebuah Perkenalan Teori Kesatria Surya

Novel asli oleh: 御我 (Yu Wo)


Peraturan Pertama Kesatria Surya: “Tersenyumlah Setiap Saat” – diterjemahkan oleh amusement

Aku adalah seorang kesatria. Tepatnya, aku adalah Sun Knight1 dari Kuil Dewa Cahaya.

Kuil Dewa Cahaya memuja dan melayani Dewa Cahaya, dan merupakan satu dari tiga kepercayaan utama di benua ini. Meskipun hanya menempati peringkat ketiga dalam hal ukuran, namun jika dilihat dari segi sejarahnya, tidak ada organisasi religius lain yang dapat menyamai Kuil Dewa Cahaya.

Seperti yang diketahui semua orang, Kuil Dewa Cahaya terdiri dari Kuil Suci dan Benteng Cahaya, yang tersusun atas cabang militer bersamaan dengan kependetaan.

Secara otomatis, aku adalah kesatria dari Kuil Suci, yang didalamnya termasuk keduabelas kapten Holy Knight2, yang posisinya diwariskan dari generasi ke generasi. Sejak zaman dahulu, setiap kapten Holy Knight telah memimpin sebuah kompi. Contohnya, karena aku adalah Sun Knight, jadi aku harus memimpin kompi Sun Knight.

Tetapi kemungkinan adanya perang sangat kecil pada masa-masa damai seperti sekarang ini. Tanpa perang, kompi-kompi ini tidak dapat bergerak; jika kompi kesatria tidak dapat dikerahkan, mereka tidak dapat menjarah, merampok, atau merampas dengan kedok perang…! Yang pasti, sekarang ini Kuil Suci tidak dapat membiayai biaya pemeliharaan kedua belas kompi. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk hanya mengumpulkan semua kesatria dan mendirikan kompi Kuil Suci, yang terbagi atas duabelas peleton. Tentang peleton mana yang bertanggung jawab kepadaku, tentu saja itu adalah peleton Sun Knight.

Kompi Sun Knight yang asli mungkin telah menciut menjadi peleton Sun Knight, namun dari semua kapten Holy Knight, perubahan ini berdampak paling kecil bagiku. Itu karena sebagai pemimpin dari Dua belas Holy Knight, aku adalah komandan dari seluruh Kompi Kuil Suci. Selama aku adalah komandan dari kompi, siapa yang peduli jika itu adalah Kompi Sun Knight atau Kompi Kuil Suci, iya kan?

Jadi, siapakah dua belas kapten dari para Holy Knight?

Whoa, aku sebaiknya memperkenalkannya pelan-pelan. Jika aku hanya membeberkan sebuah daftar nama, sepuluh dari sepuluh orang tidak akan mengingat mereka.

Mari kita mulai dari orang yang sedang berjalan disampingku ini. Benar, aku sedang membicarakan pria berambut biru dan panjang yang sedang sibuk mengedipkan mata dengan genit kepada semua gadis didekatnya. Itu adalah dia, sang Storm Knight3.

Setiap Holy Knight mempunyai kepribadian yang diharapkan – iya, kau tidak salah dengar, kepribadian yang “diharapkan”.

Misalnya, Sun Knight terlahir sebagai wakil dari Dewa Cahaya.

Tepat sekali; akulah wakil dari Dewa Cahaya yang penuh kebaikan.

Karena itu, dalam situasi apapun, aku harus menyunggingkan senyuman secerah cahaya mentari. Bahkan jika orang yang akan kutemui adalah seseorang yang disebut-sebut sebagai raja paling menjengkelkan dari seluruh lima kerajaan di seluruh kontinen, si raja gendut yang memerintah atas Kerajaan Kejayaan yang Terlupakan, aku tetap harus tersenyum seperti sedang berhadapan dengan seorang gadis cantik.

Untuk memaksakan diri memperlakukan pria gendut itu seperti seorang gadis cantik – oh, kawan! Tentu saja kau mengetahui tingkat kesulitan dari hal ini?

“Dewa Cahaya yang pemurah akan mengampuni dosamu.”

Kalimat inilah yang harus kukatakan lebih dari seratus kali dalam sehari, ditambah lagi, aku harus memasang senyum sempurna saat mengatakannya. Ini adalah kehidupan seorang Sun Knight, untuk tersenyum dan mengampuni selamanya.

Ini karena, seperti yang diketahui semua orang, Sun Knight adalah wakil dari Dewa Cahaya yang pemurah dan dia tidak akan pernah menyerah atas penyelamatan dari individu manapun!

Maka dari itu, meskipun aku benar-benar ingin membunuh si raja gendut itu dengan satu tikaman pedang dan membuat si tua bangka yang menolak untuk mati lebih awal itu menyerahkan takhta kepada anaknya yang jauh lebih menyenangkan, aku tidak bisa. Aku hanya dapat terus tersenyum, berjalan kesana, dan berusaha sebaik mungkin untuk meyakinkan si raja gendut supaya berhenti menaikan pajak.

Ah, tapi kita telah menyimpang dari topik semula.

Kembali ke topik awal, seperti Sun Knight yang merupakan juru bicara Dewa Cahaya yang baik hati, Storm Knight adalah simbol dari “kebebasan”. Jadi, dia bersifat “cuek” dan merupakan seorang “perayu ulung”.

Selama dia dapat membolos dari sebuah pertemuan, dia akan membolos!

Selama itu adalah seorang perempuan yang lebih cantik daripada seekor naga, dia harus mengedipkan mata dengan genit kepadanya.

Selama itu adalah sesuatu yang masih berhubungan dengan “kebebasan”, dia harus melibatkan diri. Contohnya, jika ada sebuah pemberontakan, dia harus setidaknya memberikan sebuah pidato provokatif. Bahkan kadang-kadang dia tidak bisa pergi setelah berpidato dan akhirnya dipaksa untuk memimpin sebuah kelompok pemberontakan.

Namun, hal yang masih misterius adalah fakta bahwa meskipun dia membolos dari setiap pertemuan, dia tetap mengetahui setiap hal yang didiskusikan dalam setiap pertemuan dan bahkan berhasil menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya. (Terkadang kami punya banyak sekali pekerjaan. Apa boleh buat; siapa suruh dia tidak hadir di pertemuan? Tentu saja kami akan mengambil keuntungan dari ketidakhadirannya dan menyerahkan seluruh pekerjaan kepadanya!) Dia bahkan mengetahui apakah pertemuan selanjutnya dapat dilewatkan atau tidak, dan dalam hal itu dia akan tiba tepat pada waktunya.

Intinya, kau mungkin saja disebut sebagai Storm Knight yang cuek, dan di permukaan kau boleh membolos, tapi kau tetap harus menyelesaikan pekerjaanmu!

Dan untuk pernyataan tentang dia adalah seorang “Perayu ulung”… Sepanjang perjalanan kesini, tidak peduli apakah mereka adalah seorang putri, gadis, pembantu, atau ibu rumah tangga yang sedang memegang penyedot toilet, dia tetap mengedipkan mata kepada setiap wanita yang kita temui sambil memasang senyum nakal.

Meski begitu, aku curiga bahwa selama ini orang itu sebenarnya masih seorang perjaka lugu. Habisnya, meskipun dia memiliki reputasi sebagai seorang “perayu ulung”, setelah mengenalnya selama bertahun-tahun, aku tidak pernah melihat seorang wanita hamil yang meminta pertanggungjawabannya.
Mungkin senyum nakal itu hanyalah sebuah senyum palsu, sepalsu warna biru rambutnya.

Benar sekali; rambutnya disemir!

Kenapa?

Seperti yang diketahui semua orang, Storm Knight pasti berambut biru!

Aku tidak tahu jika Storm Knight pertama benar-benar berambut biru atau dia hanya ingin terlihat keren. Yang jelas, dia sudah menimbulkan masalah untuk para Storm Knight setelahnya. Coba pikir, apakah diluar sana benar-benar ada begitu banyak anak berambut biru?

Tentu saja tidak ada!

Karena itu, semua Strorm Knight harus mengecat rambut mereka menjadi biru seumur hidup. Penyebab kematian untuk delapan dari sepuluh Storm Knight adalah gagal ginjal yang disebabkan karena terlalu sering memakai cat rambut… Hhh! Untuk sekarang, aku hanya akan mengawasimu dari jauh, Storm.

“Sun, apakah kau bilang sesuatu?” Di sebelahku, Storm Knight menaikan alisnya. Ekspresi di wajahnya seakan-akan menyuruhku untuk tidak mengganggunya saat dia sedang sibuk bermain mata dengan para wanita.
“Saya tidak menuturkan sepatah kata pun padamu, Saudaraku. Mungkin yang kau dengar itu adalah gumaman lembut dari Dewa Cahaya yang pemurah,” aku menjawabnya dengan senyuman penuh damai.

Ekspresi tersiksa berkelebat di wajah Storm. Sepertinya dia benar-benar tidak tahan dengan caraku berbicara, karena aku sendiri juga tidak tahan dengan cara bicaraku sendiri. Meski begitu, aku tidak punya pilihan lain, sama seperti Badai tidak mempunyai pilihan lain selain mengedipkan mata kepada setiap wanita yang ia temui, meskipun wanita itu tidak kalah buruk rupa dari seekor naga.

Aku sendiri tidak punya pilihan lain selain, bagaimanapun caranya, menghubungkan setiap kalimat dengan Dewa Cahaya, meskipun percakapan itu berhubungan dengan toilet yang tersumbat – dalam kasus itu, tidak salah lagi, jamban tersebut pasti tersumbat atas kehendak Dewa Cahaya.

Makanya aku tidak suka berbicara. Bagaimanapun, tidak ada yang bilang kalau Sun Knight suka mengobrol.

(Terpujilah Dewa Cahaya; untungnya Sun Knight pertama tidak meninggalkan kesan sebagai seorang yang bawel.)

Kembali ke topik rambut, sama seperti Storm Knight yang harus berambut biru, aku, sang Sun Knight, harus berambut keemasan dan bermata biru.

Rambut pirang keemasan inilah yang membuatku terpilih dalam seleksi Dua belas Holy Knight, mengalahkan anak lain yang rambutnya lebih kecoklatan tetapi tiga kali lebih jago dariku dalam bermain pedang.

Saat itu, guruku – Sun Knight yang sebelumnya – sepertinya terlihat patah hati saat dia mengumumkan kemenanganku dalam seleksi tersebut.

Dia melihat ke arah anak berambut coklat itu sepanjang waktu.

Untungnya, walaupun kemampuan bermain pedangku jauh lebih buruk dari anak jenius itu, aku tetap memiliki bakat luar biasa di bidang-bidang lainnya, sebuah fakta yang menghibur guruku.

Meski begitu, kadang-kadang aku dapat mendengar guruku berbicara kepada seorang detektif swasta, “Apakah kau sudah menemukan anak berambut coklat itu? Aku sudah membeli semir rambut dari si penyihir… “

 

 

Setelah berjalan selama lebih dari sepuluh menit dalam koridor panjang yang merupakan sebuah pemborosan uang rakyat, akhirnya kami sampai di ruang takhta. Seperti yang telah kukatakan, tujuan kedatangan kami kali ini adalah untuk meyakinkannya untuk mengurangi pajak… meskipun menurutku jika kita berhasil membuatnya berhenti menaikan pajak saja sudah merupakan sebuah keberhasilan.

“Salam, saya adalah Sun Knight sari Kuil Dewa Cahaya. Karena kebajikan Dewa Cahaya, saya telah datang untuk berbicara kepada baginda raja demi menyebarkan kasih dari Dewa Cahaya,” ucapku sambil tersenyum tentram kepada pengawal istana.
Pengawal itu tampak bersemangat, dan dia sempat memandangku dengan tatapan memuja sebelum berbalik untuk menyampaikan pesan kedatangan kami. Sesaat kemudian, pintu ruang takhta terbuka dengan perlahan.

Aku memberikan sebuah senyum sempurna kepada pengawal itu sebagai ucapan terima kasih, dan dia sepertinya sangat terharu hingga hampir menangis karenanya. Melihat bintang-bintang berkilauan dimatanya, aku berpikir, Ha! Sepertinya nama di daftar penggemarku baru saja bertambah satu.

Pengawal itu tampak terkejut karena kebaikan yang diterimanya secara tak terduga, seakan-akan sulit baginya untuk percaya bahwa aku akan bersikap sebaik dan sesopan itu bahkan kepada seorang pengawal rendahan. Sebenarnya, dia hanya berpikir terlalu jauh tentang tindakanku. Tidak peduli apakah dia adalah seorang raja atau pengemis di pinggir jalan, akan selalu ada senyum sempurna khas Sun Knight di wajahku, karena aku adalah seorang kesatria.

Ya, seorang kesatria – Sun Knight dengan senyum berseri-seri.

 

 

Kami memasuki ruang takhta yang luas dan, tentu saja, gumpalan lemak itu sedang duduk di atas singgasananya dan ia bahkan telah menjadi lebih gemuk semenjak terakhir kali aku melihatnya! Tubuhnya itu benar-benar menjadi sebesar tubuh tiga orang pria besar dijadikan satu. Oh Dewa, pikirku, bagaimana mungkin dia belum mati karena sakit jantung atau penyakit akibat obesitas lainnya?

Sambil tersenyum, aku berlutut, menahan godaan untuk muntah karena melihat gumpalan lemak yang terlampau banyak itu. Dengan mulus aku mengangkat tangan gemuk raja dan dengan cepat mencium punggung tangannya sebelum mengangkat kepalaku. Masih tersenyum, aku berkata, “Baginda Raja, Sun Knight dari Kuil Dewa Cahaya memberikan kebajikan sang Dewa Cahaya kepada raja.”

“Ah, sudah, sudah! Kau selalu bilang ‘memberikan kebajikan’, tapi pada akhirnya kau selalu membuat masalah!” Raja gemuk itu mengangkat tangannya dengan sikap mengusir.

Jika bukan kau yang menyebabkan masalah pada awalnya, kau kira aku mau datang hanya untuk melihat segendut apa kau sekarang?

Dengan senyumanku yang terlihat paling tulus dan tak berdosa, aku melanjutkan penjelasanku, “Baginda Raja, kebajikan Dewa Cahaya menyebar di atas seluruh bumi untuk menolong umatNya dalam memahami ajaran dari keadilan dan kasih; tujuan dari hal itu bukanlah untuk menimbulkan masalah bagi rajaku. Saya benar-benar bersusah hati karena kesalahpahaman ini dan saya harap raja akan memberikan kesempatan kepada saya untuk meluruskannya.”

“CUKUP!” kelelahan tampak di wajah raja saat dia mendengarkan perkataanku, lalu dia berkata, “Cepat katakan saja; apa maksud kedatanganmu kali ini?”

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di antara kita dan merasa sangat tersentuh karena kemurahan dan kasih raja,” kataku, lalu bangkit dengan sikap sopan dan sempurna. Dalam hati, aku menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan pidatoku, yang bahkan aku sendiri berganggapan bahwa itu adalah pidato yang sangat panjang.

“Sejak zaman dahulu kala kebajikan dari Dewa Cahaya telah menyelimuti Bumi, dan setiap anak manusia di Bumi adalah anak yang dikasihiNya. Apakah ada orang tua yang tidak peduli atas kebaikan anak-anaknya? Karena tidak ada orang tua yang seperti itu, maka Dewa Cahaya pasti berkehendak agar penduduk Bumi hidup berkelimpahan, bukan kesusahan. Namun, meskipun Dewa Cahaya adalah dewa yang mahakuasa, Dia tidak dapat melanggar perjanjian yang melarang para dewa untuk datang ke Bumi. Maka dari itu, Dia telah mempercayakan Kuil Dewa Cahaya sebuah tugas untuk menyebarkan filosofi tentang kasih yang pemurah dan mempercayakan anak-anakNya kepada penguasa-penguasa yang dipilihNya…”

Raja itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menguap, sama sekali tidak memperdulikan perasaanku.

Dasar kau tua bangka, kau hanya perlu mendengarkan! Tahukah kau betapa sulitnya posisiku, saat aku harus berbicara?!

“…Tetapi, beberapa tahun belakangan ini, musibah gagal panen telah membuat umatNya hidup dalam kemiskinan dan ketidakpastian. Aku hanyalah seorang Sun Knight yang rendah, maka aku tidak dapat mengerti pemikiran Dewa Cahaya, tapi aku mengerti satu hal: bagaimana mungkin Dewa Cahaya membiarkan anak-anakNya menderita seperti ini? Saat hidup orang-orang memasuki masa-masa sulit – Oh, surga! Dewa Cahaya pasti merasa sangat sedih. Kesedihannya membuat saya, sebagai Sun Knight, merasa sangat bersalah, karena telah gagal dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada saya, karena telah membiarkan anak-anakNya hidup berkesusahan…”

Si raja sudah mulai ketiduran. Di sampingnya, dua penasihat utamanya sedang mengeluarkan dokumen-dokumen dan tengah mendiskusikannya dengan putra mahkota yang duduk di dekatnya… Si pangeran, yang sebenarnya mengelola pemerintahan, mulai memeriksa dan mengoreksi dokumen-dokumen tersebut.

Di sebelahku, Storm Knight telah selesai mengedipkan mata kepada semua wanita yang ada disini, dan hendak mengulangnya dari awal lagi.

“… Meskipun hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan dan menyakitkan, para penduduk yang tetap menghormati raja dengan hati seorang patriot, membayar penuh pajak mereka. Perbuatan mereka sangat terpuji, namun penuh pengorbanan! Sudah sepatutnya pengorbanan diri mereka dihargai dan diberikan imbalan setimpal, baginda. Walaupun kenaikan pajak adalah suatu tindakan yang diperlukan, Anda harus, dengan pertimbangan tindakan pengorbanan diri mulia para penduduk negeri ini, membalas niat baik mereka; hanya dengan cara itulah ajaran kasih Dewa Cahaya dapat ditegakkan.”

Aku terharu! Akhirnya aku sampai di tujuan intinya – itu benar, mengurangi pajak! Wahai kau gendut idiot, panen sudah sesedikit ini dank au masih saja menaikan pajak. Apakah kau sedang berusaha membuat para penduduk memberontak?!

“Apa?” raja tiba-tiba terbangun dari kantuknya dan dia memukul meja dengan sebelah tangannya seraya berteriak, “Jika kita tidak menaikan pajak, dari mana lagi kita mendapatkan biaya perluasan istana?!”

Tidaaaak… Jangan paksa aku untuk berbicara lagi! Pikirku, tersiksa.

“Yang mulia.” Dengan santai, Storm Knight berkata, “Dua puluh persen dari hasil panen adalah jumlah yang telah disepakati oleh seluruh kerajaan di benua ini. Jika kau tetap bersikeras menaikan pajak, Kuil Dewa Cahaya tidak akan menyediakan bantuan apapun jika timbul masalah dari persoalan ini.”

Sebuah ancaman yang sederhana dan tepat sasaran! Bagus sekali, Storm! Aku sangaaaaat berterimakasih kepadamu! Pikirku. Tetapi di permukaan, aku tetap menegurnya dengan keras, “Badai, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu kepada yang mulia raja? Ini bertentangan dengan prinsip Dewa Cahaya untuk tidak berbicara dengan sembarangan.”

Storm mengangkat bahu. Secara teoritis, dia harus menaati perintah dariku, pemimpin dari Dua belas Holy Knight, jadi dia tidak berbicara lebih lanjut, tapi apa yang tidak boleh diucapkan telah diucapkan, jadi tidak ada bedanya antara dia berbicara lagi atau tidak.

Kecuali, tentu saja, ini bukan sesuatu yang serius karena seperti yang diketahui semua orang, ketidak acuhan sang Storm Knight mengenai aturan dan formalitas adalah bagian dari kepribadiannya yang santai, jadi tidak ada yang menyalahkannya.

“Ini, ini adalah sebuah ancaman!” sang raja berseru, bergetar oleh amarah.

“Oh! Yang mulia,” aku mennjelaskan dengan tergesa-gesa, “Tolong jangan salah paham; Dewa Cahaya tidak akan pernah memakai metode rendahan seperti mengancam seseorang…”

…Tapi Kuil Dewa Cahaya akan melakukannya.

“Kami hanya membawa kasih dan penyesalan bersama kami, dan kami hanya tidak tahan melihat penduduk dalam keadaan yang mengenaskan seperti ini…”

Dasar kau gumpalan lemak! Tidak ada yang menguntungkan bagiku jika penduduk melakukan pemberontakan! Tidak ada keuntungan bagi kuil, yang tidak mendapatkan penghasilan apa-apa dari pajak tetapi harus mengerahkan pasukan untuk membantumu melawan pemberontakan! Hadapilah kenyataan dan tariklah perintah untuk menaikan pajak, atau kami hanya akan menonton saat kau dicincang dan diubah menjadi isian bakpau, lalu membantu putra mahkota naik takhta!

“Putra mahkota, sang Paus memberitahuku bahwa ia sangat mengagumimu. Kapan aku dapat memanggilmu ‘yang mulia’?” Storm Knight bertanya dengan santai kepada sang putra mahkota.

“Kami menerima niat baik sang Paus dengan rasa terima kasih,” putra mahkota menjawab dengan sopan.

Hahaha! Storm, kaulah yang terbaik! Satu lagi ancaman sederhana yang efektif kepada si raja gendut!

Kepada raja, aku berpikir, Jika kau tidak menarik perintah untuk menaikan pajak, kami hanya akan memaksamu mengundurkan diri sebagai raja! Bagaimanapun, kau tidak akan berani melawan anak sulungmu yang kompeten ini.

Wajah raja menjadi kelabu seperti abu, dan setelah ragu-ragu selama beberapa saat, akhirnya dia melambaikan tangannya dengan lemah dan berkata, “Karena panen yang sedikit, kita akan memperlambat ekspansi istana dan tidak menaikan pajak.”

Bagus sekali! Sekarang aku bisa kembali ke kuil suci. Tidak ada banyak orang di kuil yang berpikir untuk memaksaku berbicara! Akhirnya aku bisa kembali menjadi Sun Knight yang pendiam!

“Tetapi, Sun Knight, berhubung kau jarang berkunjung ke istana, maka malam ini kita akan mengadakan sebuah pesta untuk melepas rasa lelahmu. Kau harus minum beberapa ronde denganku, kalau tidak aku akan dianggap tidak sopan!” Saat raja berbicara, ia tersenyum sangat lebar sampai matanya terlihat seperti dua garis tipis.

Mendengar itu, Storm menatapku dengan cemas.

Seperti yang diketahui semua orang, Sun Knight sama sekali tidak dapat menyentuh minuman beralkohol. Segelas dapat membuat wajahnya merah padam, dua gelas dapat membuatnya sakit kepala, dan setelah tiga gelas dia akan jatuh pingsan, tidak sadarkan diri.

Aku memberikan senyum kecil dan memasang ekspresi kewalahan, tetapi sebenarnya, itu hanyalah sebuah sandiwara untuk dilihat raja. Setelah diancam dua kali berturut-turut, jika raja tidak diberi sedikit pun rasa menang, mungkin di masa yang akan datang dia akan menimbulkan masalah bagi kuil, dan itu adalah hal yang…buruk.

“Saya…akan berusaha semampu saya,” aku menjawab dengan formal, lalu menunjukan gestur hormat kepada raja seraya berlutut dan menunjukan ekspresi tidak berdaya.

“Hahaha! Pelayan! Cepat siapkan pesta, dan keluarkan anggur terbaik dan terkuat yang ada!”

Saat sang raja memerintahkan pesuruh-pesuruhnya menyiapkan pesta dengan gaya menyebalkannya itu, putra mahkota memberikanku sebuah tatapan meminta maaf. Bagaimanapun juga, dialah yang menghubungi kuil dengan diam-diam dan meminta kepada kami untuk turun tangan saat dia menyadari bahwa dirinya tidak dapat menghentikan raja menaikan pajak.

Meskipun Storm masih bermain mata dengan wanita-wanita yang hadir, kini dia juga menatapku cemas dari waktu ke waktu.

Apa yang harus dikhawatirkan? Aku akan meluruskan satu hal: aku adalah seorang peminum nomor satu!

Itu benar, aku, sang Sun Knight yang seharusnya tidak dapat minum lebih dari tiga gelas anggur, sebenarnya adalah pemabuk nomor satu dalam sejarah!

Aku mengingat masa lalu, saat guruku membawaku ke sebuah gudang rahasia yang misterius…

 

 

“Nak, pelajaran hari ini adalah tentang cara meminum anggur.”

“Lho? Tapi guru, bukanya Sun Knight tidak bisa minum-minum?”

“Sang Sun Knight selalu mengampuni sesamanya, tapi pernahkah kamu benar-benar mengampuni seseorang?”

“Tidak.”

“Sun Knight selalu tersenyum, tapi berapa kali kau sungguh-sungguh tersenyum dari lubuk hatimu yang paling dalam?”

“Hanya beberapa kali…”

“Sun Knight adalah orang yang penuh kebaikan, tapi apakah kau benar-benar baik?”

“…”

“Nak, kalau kamu benar-benar gampang mabuk, bagaimana caranya kamu memastikan kalau setelah kamu minum, kamu masih bisa menjaga gambaran Sun Knight yang wajahnya memerah karena gelas pertama, sakit kepala setelah yang kedua, dan pingsan setelah gelas ketiga?

“Jadi seperti yang kau lihat, pemikiran bahwa Sun Knight tidak bisa minum sebenarnya didasari oleh kenyataan bahwa Sun Knight tidak dapat dikalahkan oleh minuman.”

Argumentasi ini mungkin terdengar sangat logis, namun saat aku memikirkannya, sepertinya juga penuh kontradiksi!

“Minumlah, Nak. Kau harus minum anggur setiap malam sampai bulan depan, sampai kau bisa minum anggur seperti minum air.”

“…”

Pada tahun keduabelas dari umurku, aku menjadi seseorang yang dapat minum anggur semudah minum air, seorang peminum ulung, hanya untuk menjaga gambaran Sun Knight sebagai orang yang tidak bisa mabuk-mabukan.

 

 

Kembali ke masa kini, sepuluh menit setelah perjamuan dimulai, dengan sang raja yang memaksaku minum anggur, aku “pingsan” setelah gelas ketigaku.

Bagus sekali! Akhirnya aku dapat kembali ke kamar dan tidur.

Storm kasihan, sih. Untuk menjaga gambarannya sebagai Storm Knight, dia masih tetap hadir di pesta dansa dan mengedipkan mata kepada semua wanita yang ada. Dari jumlah bangsawan wanita yang hadir… dia tidak akan bisa tidur sampai subuh, saat otot-otot wajahnya kaku karena kebanyakan bermain mata.

 
 
[Akhir dari bab 1 volume 1 Legenda kesatria Surya]

Catatan Kaki

1 Sun Knight: arti harafiahnya adalah Kesatria Surya.
 
2 Holy Knight: Kesatria Suci
 
3 Storm Knight: Dalam bahasa mandarin, nama Storm aslinya adalah “暴风” (bào fēng), yang bisa berarti badai. karakter kedua adalah karakter untuk “angin”, yang dapat menjelaskan sedikit tentang “kepribadian” Storm Knight (arti harafiah:Kesatria Badai).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *